ERIGO GREEN : Daur Ulang Limbah Produksi Untuk Bumi



Logo Kampanye Erigo Green


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) setidaknya 46 persen sungai di Indonesia berada dalam kondisi tercemar berat. Di Jakarta sendiri, National Geographic (Maret, 2020) mencatat 57 persen sampah yang ada, 8,2 persennya merupakan limbah tekstil. Menurut riset 2020 oleh First Insight, 73% consumer Gen Z rela membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan, lebih dari generasi lainnya. 54% menyatakan mereka rela membayar lebih dari 10% dari harga produk biasa apabila produk tersebut ramah lingkungan. Oleh karena itu, Erigo yang merupakan salah satu perusahaan clothing terbesar di Indonesia bertekad untuk menjadi perusahaan yang peduli  lingkungan dengan mendaur ulang limbah produksi pabrik agar tidak mencari daerah sekitarnya. Erigo ingin menjadikan rencana tersebut dengan mengadakan sebuah kampanye yang bernama Erigo Green.




Bersama Erigo Green, Muhammad Saad ingin mengingatkan kepada setiap orang untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya karena bumi tempat kita tinggal sedang mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan kepunahan dunia. Oleh sebab itu, Erigo ingin mengajak para milenial dan gen z untuk ikut menyorakkan gerakkan peduli lingkungan. Erigo Green sendiri adalah sebuah gerakan kecil yang diterapkan oleh Erigo untuk menggunakan bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan dan dapat di dau ulang. Berikut adalah perubahan kecil yang diterapkan Erigo pada produk mereka.
  1. Kantongan dan bungkusan pakaian Erigo

Nantinya, setiap pembelian produk Erigo baik secara offline maupun online akan mendapatkan bungkusan baru yang ramah lingkungan. Kami akan menggunakan kertas daur ulang hasil dari limbah kertas. Kantong dan bungkusan yang diberikan nantinya aman untuk lingkungan karena dapat terurai oleh tanah dengan baik, serta disetiap booth offline Erigo akan terdapat tempat khusus untuk mengumpulkan kembali kantong dan bungkus pakaian yang sudah tidak dipakai agar dapat didaur ulang lagi oleh Erigo.

  1. label/tag pakaian Erigo

Biasanya, pakaian baru akan memiliki label atau tag yang menggantung untuk menunjukkan ukuran dan harga. Label atau tag tersebut biasanya menggunakan plastik yang tidak dapat terurai oleh tanah, sehingga dapat menumpuk dan merusak lingkungan. Oleh karena itu, Erigo Green ingin menunjukkan gerakan kecil yang bisa berdampak untuk bumi dengan membuat label atau tag dari bahan kain hasil sisa produksi. Agar label itu tidak dibuang sehabis pembelian, maka Erigo Green membuat program untuk setiap pengumpulan 3 label atau tag yang terbuat dari kain akan mendapatkan potongan harga untuk pembelian selanjutnya. Nantinya, label atau tag yang dikumpulkan akan didaur ulang untuk produk selanjutnya, sehingga tidak ada limbah yang dihasilkan.

  1. Mendaur ulang limbah pabrik

Yang terakhir adalah Erigo Green akan membuat video yang menunjukkan proses produksi di Erigo yang memperlihatkan dari awal sampai akhir tidak ada sisa-sisa bahan yang dijadikan limbah, melainkan akan didaur ulang untuk dijadikan label atau tag dan dapat diproduksi lagi menjadi baju. Erigo Green bertekad untuk menjadikan Erigo sebagai perusahan hijau yang peduli lingkungan dengan tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan dan juga tidak ada satu pun sampah pabrik yang dibuang ke lingkungan melainkan akan dibuang pada tempat yang tepat. 

Dengan perubahan ini, Erigo Green berharap dapat menginspirasi masyarakat di Indonesia untuk menjaga lingkungan sekitar mereka dengan melakukan hal-hal sederhana. Erigo Green, For A Better World.

Dengan perubahan ini, Erigo Green berharap dapat menginspirasi masyarakat di Indonesia untuk menjaga lingkungan sekitar mereka dengan melakukan hal-hal sederhana. Erigo Green, For A Better World.

Comments